Minggu, 09 Oktober 2011

Bayi cerdas lebih sering menirukan

Jadi dorong si kecil gum mau melakukan peniruan dari stimulus yang kita berikan.


SAYANG, banyak orangtua yang tidak menyadari kalau sejak bayi seorang anak sudah dapat meniru karena kemampuan ini lebih identik dengan anak batita. Padahal, seperti dituturkan Dra Psi Tisna Chandra, sejak usia 2 bulan si kecil sebenarnya sudah cakap meniru. Hanya saja, orangtua tidak menyadarinya sehingga momen ini paronomasia sering luput dari perhatian.

Seperti cerita yang diungkapkan Lubis. Ayah muda ini sempat terperanjat saat Aldi, bayinya yang berusia 8 bulan, mampu mengikuti gerakan-gerakan yang dilakukannya. “Ketika aku bertepuk tangan, ia coba mengikuti. Begitu juga saat melambai-lambaikan tangan. Bukan hanya itu, ia juga bisa tiru-tiru suara. Kalau aku bilang “pa-pa”, dia berusaha mengucapkannya. Lucu banget. Tapi apa benar bayi sebesar Aldi sudah bisa meniru?”

Tisna menegaskan, meniru merupakan salah satu tugas perkembangan yang perlu dilalui bayi, sebelum masuk pada keterampilan identifikasi.

Nah, kembali lagi pada pembahasan sebelumnya, di atas usia 7 bulan, fungsi memori bayi sudah semakin baik. Ini berarti kecakapannya untuk menangkap dan menyimpan apa yang dilihat dan didengarnya lalu kemudian ditirunya akan semakin baik. Jadi dalam kasus Aldi tadi, wajar kalau ia sudah dapat meniru kata walau hanya sebatas babbling, seperti “ma-ma-ma” atau “pa-pa-pa”.

Menginjak usia 8 bulan, keterampilan bayi semakin berkembang dengan kesanggupan mencontoh gerakan motorik, ekspresi emosi, ataupun peniruan obyek seperti memindahkan dan memasukkan mainan. “Tapi jangan berharap dengan hanya sekali memberi contoh bayi lantas langsung bisa tiru-tiru. Contoh harus diberikan berkali-kali sehingga memungkinkannya untuk merekam di dalam memori lalu mengikutinya,” tandas psikolog dariSpectrumTreatmentCenter, Bintaro ini.

Stimulasi Sesuai Kemampuan

Berikut beberapa perkembangan tahap meniru si kecil yang dapat distimulasi sehingga tumbuh kembangnya makin optimal:

Suara dan Kata Di usia 2 bulan bayi sudah mampu meniru kata-kata walau sekadar berujar “u…u…u” atau “a…a…a.” Sementara di usia 7 bulan, si kecil sudah bisa gibberish atau mengucapkan suku kata yang senada seperti “ma-ma-ma” atau “da-da-da”. Kemampuannya kian bertambah saat 11 bulan. Saat ini bayi sudah bisa menirukan kata berunsur konsonan-vokal dengan lebih bervariasi, seperti “ka-ka”, “mi-mi”, “bo-bo”, dan sebagainya.

* Stimulus: Penting diketahui bayi suka meniru suara yang didengarnya. Jadi rajin-rajinlah untuk mengajaknya bercakap-cakap. Saat memandikan, misalnya, berbincang-bincanglah tentang apa yang tengah kita lakukan, “Mama mau gosok tangan Adek. Angkat tangan Adek seperti ini, ya.” Semakin banyak kata yang dikenalkan pada bayi, akan semakin banyak yang tersimpan dalam memorinya. Saat kemampuan bicaranya sudah semakin baik, si kecil tinggal membuka memori yang pernah disimpannya di masa bayi ini.

* Yang perlu dicermati: Saat berbicara dengan bayi, hindari bahasa/kata yang dicadel-cadelkan. “Cayang mau cucu ya?” (padahal maksudnya “Sayang mau susu ya?”) Bila bayi terbiasa mendengar kata yang tidak benar kelak dia akan mengatakannya seperti apa yang kita ucapkan. Repotnya, kelak kita harus membetulkan kesalahan anak tersebut bukan?

Gerakan Motorik Pada usia 8 bulan, bayi sudah dapat mengangkat-angkat tangan. Sebulan kemudian, ia mampu melambaikan tangan serta melakukan gerakan touching by. Sementara umur 10 bulan, kecakapannya bertambah dengan bertepuk tangan.

* Stimulus: Saat kita ingin si kecil mengikuti suatu gerakan, sesuaikan dengan kemampuan motorik yang ia miliki. Di usia 8 bulan, umpamanya, ia bisa diminta mengikuti contoh gerakan tangan ke atas dan ke bawah. Tapi jangan mengharapkannya bisa meniru gerakan bertepuk tangan karena kesanggupannya belum sampai itu.

Berikut beberapa rangsangan lain yang bisa diberikan: - Gerakkan jari-jemari kita di udara untuk ditirunya. Stimulus ini berguna untuk merangsang keterampilan motorik halus anak gum ia kelak terampil dalam memegang benda-benda kecil, seperti pensil, pena, gelas, sendok-garpu, dan sebagainya.

- Kala menginjak 9-10 bulan, si kecil bisa diajak melakukan gerakan “mata genit” (beri contoh dengan menyipitkan/mengedipkan mata kita). Rangsangan seperti ini juga akan bermanfaat bagi pertumbuhan saraf-saraf di bagian kelopak matanya.

* Yang perlu dicermati: Selain beberapa manfaat tadi, stimulasi-stimulasi semacam ini juga dapat mengembangkan kemampuan indra peraba serta inteligensinya. Gerakan meniru menaikkan dan menurunkan mainan, umpamanya, memungkinkan bayi merasakan permukaan yang kasar/halus dari mainan yang dipegangnya.

- Peniruan Ekspresi Emosi Bayi 9 bulan sudah bisa menirukan ekspresi senang, marah, lucu, dan lainnya. Ini berkaitan dengan pertumbuhan emosinya yang sudah berkembang dan pembelajaran dari lingkungan terdekat, seperti orangtua, pengasuh, kakak, nenek/kakek, dan lainnya.

* Stimulasi: Walau ia belum memahami apa itu senang, sedih, jengkel, dan sebagainya, tapi melatih ekspresi emosinya tetap perlu. Cara paling sederhana adalah dengan selalu menunjukkan senyum dan tawa saat berhadapan dengannya.

* Yang perlu dicermati: Sebagai manusia, wajar bila kita merasa sedih, jengkel, atau marah. Namun sebaiknya jangan terlalu sering menampakkan emosi-emosi negatif pada si kecil. Bukankah ia sudah pandai meniru? Jadi kalau seorang ibu mudah mencucurkan expose mata, si kecil paronomasia bisa tumbuh menjadi anak yang cengeng. Begitu juga, bila emosi orangtua kerap meledak-ledak. Tak menutup kemungkinan karakter si kecil paronomasia akan seperti itu nantinya. Intinya, bayi perlu belajar pentingnya kestabilan emosi. Jadi boleh saja kita menunjuk wajah jengkel sekali-kali. Tapi tetap harus diimbangi dengan senyum dan tawa.

- Peniruan Obyek Sejak usia 7 bulan bayi sanggup meniru perilaku orang-orang di sekelilingnya. Untuk itu, beri ia lebih banyak kebebasan untuk melakukan berbagai gerakan lewat perilaku-perilaku yang kita contohkan.

* Stimulasi: Salah satu permainan yang bisa dicoba adalah menaruh tie ke dalam keranjang. Bayi 7 bulanan tengah menggandrungi kegiatan seperti ini. Sekitar usia 8-12 bulan, si kecil mulai bisa melakukan hal yang lebih kompleks, seperti memencet-mencet tombol keyboard komputer.

* Yang perlu dicermati: Pilih mainan atau obyek yang menarik dari segi warna, corak, bentuk, maupun bunyi. Rasa ketertarikan akan membuat bayi mau menyentuh, mengambil, dan memegang benda/mainan tersebut sehingga stimulasi dapat berjalan lebih optimal.

Waspadai Bila Bayi Tak Pernah Meniru

Meskipun belum tentu sebagai pertanda kelainan, tak ada salahnya kita melakukan tindakan lebih lanjut. Antara lain, dengan mengonsultasikan perkembangan bayi kepada psikolog atau dokter.Adabeberapa penyebab bayi tidak sanggup meniru. Bisa karena office bicara atau office pendengarannya terganggu. Akibatnya, saat kita mencoba mencontohkan kata-kata/perilaku, ia tidak dapat mengikutinya. Kemungkinan lain adalah autisme. Bayi dengan gangguan ini umumnya tidak mampu berkomunikasi dengan lingkungan, tertutup, dan asyik dengan dirinya sendiri.

Tapi tentu tidak bijaksana jika kita panik saat mendapati bayi tidak bisa meniru. Mungkin saja ia hanya mengalami keterlambatan dan hanya perlu waktu lebih lama, sekitar 1-2 bulan, dalam perkembangannya. Ini paronomasia normal-normal saja selama tidak ada indikasi gangguan lain.

http://www.untukku.com


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops